TerbitSultra.id_KONAWE – Setiap desa mempunyai Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), namum banyak yang tidak berjalan epektif bahkan tidak berkembang, lain halnya dengan Bumdes Sompoyono Milik Desa Bendewuta, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe, Sultra.
Selain berkembang dan menambah Pendapatan Asli Desa (PADes), Bumdes Sopoyono ini menjadi sampel insfektorat dalam hal pengelolaan keuangan, sekaligus membantu masyarakat setempat saat membutuhkan biaya pengolahan saat musim tanam datang.
Ketua Bumdes Sompoyono Hastan menjelaskan, Bumdes itu berdiri sejak tahun 2017 anggaran awal yang dikelola sebanyak 200 juta, sumbernya dari Dana Desa (DD).
Berkembang pesat memasuki tahun 2018, dana Bumdes dikelola dengan cara pemberian bantuan modal usaha tani kepada masyarakat Desa Bendewuta yang bergelut di dunia pertanian padi.
“Setiap petani diberi pinjaman sebanyak Rp. 2 juta perhektar, yang sawahnya lebi luas kami hanya beri sampai batas tiga hektar. pinjamannya Rp.6 juta, bunga dari dana yang di pinjam cuma Rp.150 ribu per Rp.2 juta, di kembalikan setelah musim panen datang, jangkanya per empat bulan,” ungkap Hastan saat ditemui di kediamannya Minggu (9/5/2021).
Lanjut Hasan, syarat dan jaminan untuk bisa mendapatkan bantuan modal usaha tani melalui Bumdes Sompoyono cukup simple, setiap pemohon hanya menyediakan sertifikat tanah atau BPKB kendaraan sebagai jaminan.
Setelah dana dikembalikan jaminan itu akan diserahkan kembali kepada pemohon, hingga saat ini kata Hasan belum ada keterlambatan pengembalian dana dari petani di desa setempat.
“Alhamdulilla petani padi yang ada di Desa Bendewuta sangat terbantu, awalnya hanya sekitar 50 pemohon setelah saat ini suda mencapai 100 orang lebih, namun dana yang kami siapkan belum bisa memenuhi semua permintaan pemohon,” jelasnya.
Hasan menambahkan, setiap tahun pihaknya selalu melaksanakan Rapat Akhir Tahun (RAT) yang dihadiri oleh seluruh anggota Bumdes dan komisaris yaitu Kades Bendewuta.
Tujuan RAT untuk menghitung berapa keuntungan dari hasil bantuan modal usaha tani, 50 persen dari keuntungan disisipkan untuk PADes, yang tersisa itulah menjadi honor pengelola Bumdes.
“Biasanya keuntungan itu Rp.30 juta kotor per empat bulan, 50 % di transfer ke rekening desa sebagai PADes, sisanya honor pengurus Rp.1,2 juta per orang di transfer ke rekening masing-masing sesuai juknis yang berlaku,” jelasnya.
Kades Bendewuta Muliadi menambahkan, Bumdes Sompoyono bekerja sama dengan perusahaan penyedia racun pestisida dan pungisida DGW, untuk menyediakan kebutuhan para petani.
Setelah dana diterima dari pemohon, ditempat itu juga prodak racun pestisida sudah disiapkan, petani tingga membeli sesuai kebutuhan lalu diberi kupon undian.
“Saat pengundian DGW sudah menyiapkan hadiah bagi mereka yang beruntung setelah belanja, biasa hadianya tangki semprot dan alat pertanian lainnya,” ujarnya.
Muliadi menambahkan, kedepan pihaknya akan menyediakan hadiah bagi pemohon yang lebi cepat mengembalikan dana yang berikan oleh Bumdes Sompoyono.
“Hadiahnya akan lebi besar lagi, supaya pemohon bersemangat,” ungkapnya.
Muliadi berharap, Pemda Konawe bisa melirik Bundes Sompoyo untuk memberikan kontribusi sekaligus menjadi jembatan agar Bumdes tersebut bisa lebih berkembang lagi.
Untuk diketahui, komisaris Bumdes Sompoyono Kades Bendewuta Muliadin, ketua Hasan, Sekretaris Munaji dan Bendahara Sriwahyuni.
Penulis : RidwanÂ