TERBITSULTRA.ID – KONAWE. Pekerjaan bangunan fisik dua lantai ruang guru dan ruangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SD Wawoone, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe, Sultra, di duga terbengkalai. Tanpa adanya perhatian dari instansi terkait
Bangunan fisik tersebut anggarannya melalui APBD Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik, bidang Pendidikan melalui Dinas Pendididak dan Kebudayaan (Dikbud) Kab.Konawe T.A 2022 swakelola atau panitia pembangunan sekolah (P2S).
Pantauan media Terbitsultra.id, kondisi bangunan fisik sekolah tersebut baru mencapai 65 persen, sementara anggaran tahap satu hingga tahap tiga sudah dicairkan akhir bulan Desember tahun 2022.
Waktu pelaksanaan 233 hari kalender, dimulai pada tanggal 12 Mei 2022 hingga 31 Desember 2022. Jumlah dana yang tertera di papan informasi sebanyak Rp. 310.000.000.
Saat ditemui salah seorang warga Desa Wukusao menjelaskan, ada yang aneh dengan anggaran yang tertera dalam papan informasi kegiatan pekerjaan, bangunan dua lantai tersebut hanya menelan anggaran sebanyak Rp 310 juta.
“Mungkin papan informasinya yang sala cetak makanya bangunan dua lantai anggarannya hanya Rp 310 juta,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga yang enggan disebutkan namanya ini menambahkan, dari awal pekerjaan terlihat beberapa tiang pancang yang disiapkan untuk cakar ayam bangunan tersebut, namun diduga yang terpasang hanya sekitar 10 batang, tiang pancang lainnya dipindahkan dari lokasi pekerjaan.
“Ini menjadi kehawatiran kami yang punya anak sekolah disitu, kalau dari cakar ayam tidak dikerja bagus maka akan beresiko bagi siswa, apa lagi tanah tempat berdirinya itu bangunan tanah labil, Wukusao ini harus ditau bahwa daerah banjir, kultur tanahnya labil, bisa saja karena cakara ayam tidak bagus berpengaru ke tiang penyangga,” tutupnya.
Kepala sekolah SD Wawoone, Hariatin, S.Pd saat di konfirmasi melalui via telepon menjelaskan, yang menjadi kendala keterlambatan pekerjaan bukan soal anggaran, namun diakibatkan karena tiang penyangga cor dan mal cor yang lama harus dibuka karena menunggu kering.
“Dia kasi terlambat itu bukan karena dananya, tapi kita tunggu mal papan cor lantai atas dibukan dan tiang penyangga cor lantai. Karena tukang maunya harus satu bulan baru dibuka tidak berani kalau satu atau dua minggu baru dibuka, makanya agak lama, karena sekolahkuji yang dapat bangunan fisik dua lantai,” ungkap KS SD Wawoone. Sabtu (7/01/2023).
Terkait dengan anggaran pekerjaan yang tertera di papan nama, Hariatin menambahkan, bukan karena kesalahan penulisan, namun ada dua papan informasi yang dibuat, hanya papan informasi yang keduanya diterbangkan oleh angin lalu disimpan di dalam ruangan.
“Dua kita bikin hanya dia terbangkan angin satunya, jadi kita simpan saja di dalam ruangan sekolah,” tutupnya.
Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dikbud Kab.Konawe, Lalan Hendrawan menjelaskan, yang menjadi kendala keterlambatan pekerjaan, anggaran tahap kedua yang terlambat dicairkan, mestinya dicairkan bulan September.
“Anggaran tahap keduanya itu dia cair nanti Oktober, itulah kendalanya, makanya dari tim teknis sudah siapkan untuk adendum karena pekerjaannya sudah menyebrang tahun,” jelasnya, saat dutemui di ruangannya, Senin (09/01/2023). (Rd)